Kepada kulit, kita belajar memaknai
Sentuhan yang mendebarkan jantung
Rengkuhan yang melenakan
Dan cengkaman yang bikin hilang ingatan
Sebagai kenangan, kulit telah melampaui
Batas wilayah yang diangankan
Seperti merpati, kita patuki remah-remah nafas
Yang tercecer di atas meja kerja
Dan lelehan keringat yang berdenyar
Juga serpihan wangi melati di rambutmu
"Sssst...", bisikmu
"Jangan bicara tentang kulit, syahwat, atau renjana
Terlalu banyak telinga peka di sekitar kita
Yang akan meradang karena tersingkap
Topeng kesuciannya"
Tak apalah. Namun, baiklah
Mungkin kita bicara saja tentang
Birahi yang disembunyikan di balik topeng
Birahi yang diam-diam kita unduh
Sekilas dinikmati, lalu dimusnahkan lagi
Mungkin dengan begitu
Kulit kita bisa tetap suci....
Inzan Rumazha
Sentuhan yang mendebarkan jantung
Rengkuhan yang melenakan
Dan cengkaman yang bikin hilang ingatan
Sebagai kenangan, kulit telah melampaui
Batas wilayah yang diangankan
Seperti merpati, kita patuki remah-remah nafas
Yang tercecer di atas meja kerja
Dan lelehan keringat yang berdenyar
Juga serpihan wangi melati di rambutmu
"Sssst...", bisikmu
"Jangan bicara tentang kulit, syahwat, atau renjana
Terlalu banyak telinga peka di sekitar kita
Yang akan meradang karena tersingkap
Topeng kesuciannya"
Tak apalah. Namun, baiklah
Mungkin kita bicara saja tentang
Birahi yang disembunyikan di balik topeng
Birahi yang diam-diam kita unduh
Sekilas dinikmati, lalu dimusnahkan lagi
Mungkin dengan begitu
Kulit kita bisa tetap suci....
Inzan Rumazha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan luapkan komentarmu BEBAS TAPI SOPAN