Senin, 07 Februari 2011

AKULAH KEBENCIAN PENUH NAJIS

Akulah Kebencian Penuh Najis —untuk seluruh belahan jiwaku—

I
Semalaman aku bertahan Sembunyi di balik bayang hitam Kulumat kesumat penuh laknat Kutelan dendam diam-diam Kubakar hati dalam api katarsis Kutebar uap beracun penuh najis Tak ‘kan kaulihat wajahku Yang kususupkan ke sayap iblis Hanya desis khianat kau dengar Seiring kilat mata yang sangar Kutikamkan belati ke jantungku sendiri Berkali-kali, tanpa henti Karena mati yang sesungguhnya Jauh lebih mulia daripada Seakan hidup padahal mati

II
Ke dalam luka yang menganga Kujejalkan rasa benci bertubi-tubi Sekadar untuk menjadi bukti Bahwa aku sungguh tak berarti Kupateri rasa sakit hati Ke sekujur pori-pori Kurobek hatiku sendiri Kulilitkan onak duri Kupaku dengan panah besi Kujadikan monumen kelam Yang ‘kan kuhancurkan Dengan kapak kemurkaan Akulah dendam kesumat Yang menolak diredam

III
Di langitku Matahari telah dipadamkan Mendung mengepung tanpa ampun Pekat setebal kebimbangan Hujan bola api menerjang dada Hanguskan daging dan belulang Tak ‘kan kupadamkan ia dengan airmata Karena airmata t’lah lama menguap Menjelma gagak pembawa maut Haus di tenggorokanku Dialiri cairan timah Rasa sedih kucipta dendam Rasa cinta kuubah benci Rasa iba kubuat siksa Sebab aku datang menghunus pedang ‘Tuk pancung kepalaku sendiri ‘Tuk penggal tungkaiku sendiri ‘Tuk hujam dadaku sendiri

IIII
Tak kuharap belas kasihan Atau cinta tanpa syarat Yang kunanti adalah sumpah serapah Dari mulut mereka yang merasa suci Akulah perwujudan dosa itu Yang dilaknat seisi jagat Akulah kebiadaban itu Yang kauhindari sepanjang hayat Nafas dari leherku berbau anyir Hanya kebohongan keluar dari mulutku Lidahku pahit dan getir Ludahku hitam berbusa Berisi darah dan nanah Mataku tanpa kornea Hidungku rumpang Mendengus sepanas neraka Kutuklah aku! Sumpahi aku!
Ludahi aku!
Bunuh aku!
Agar aku Tetap Aku....

29. VII.2009  

Inzan Rumazha

1 komentar:

silahkan luapkan komentarmu BEBAS TAPI SOPAN